Kunjungan Modi ke Bangladesh telah memicu aksi protes anti-India dan anti-Modi di ibukota. Para pengunjuk rasa sebelumnya telah mendesak Perdana Menteri Sheikh Hasina untuk mengurungkan niat mengundang Modi.
Menurut para pengunjuk rasa, kunjungan tersebut tidak boleh dilakukan karena masih banyaknya masaah antara India dan Bangladesh yang belum terpecahkan, termasuk pembunuhan warga Bangladesh oleh penjaga perbatasan India.
Banyak orang Bangladesh juga mengkritik Modi karena tidak menandatangani perjanjian untuk berbagi air di Sungai Teesta, sungai lintas batas utama.
Dari laporan
CNA, ketika Modi tiba pada Jumat (26/3) untuk ikut bergabung dalam perayaan 50 tahun kemerdekaan Bangladesh, bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas keamanan terjadi di Dhaka. Akibatnya, lima orang tewas dan 40 lainnya terluka.
"Kami menerima tiga mayat yang terkena peluru dan dua lainnya meninggal karena luka-luka," ujar dokter di Rumah Sakit Brahmanbaria, Abdullah Al Mamun.
Di tengah ketegangan, Modi dan Hasina menjadi saksi penandatanganan lima perjanjian terkait perdagangan, manajemen bencana, teknologi informasi, dan olahraga pada Sabtu (27/3).
Mereka juga bersama-sama meletakkan batu fondasi untuk pembangunan infrastruktur untuk fasilitas evakuasi listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang sedang dibangun di Bangladesh.
Modi juga melakukan perjalanan ke luar Dhaka untuk berdoa di dua kuil, di mana banyak pihak menganggapnya sebagai upaya menggaet dukungan menjelang pemungutan suara di negara bagian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: