Tampak polisi berjaga di sekitar Pengadilan Menengah No. 2 Beijing pada Senin (22/3). Terlihat juga 28 diplomat dari 26 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Australia, Belanda, dan Republik Ceko berada di sana sebagai bentuk solidaritas.
"Presiden (AS) (Joe) Biden dan (Menteri Luar Negeri Antony) Blinken pernah mengatakan bahwa dalam menangani kasus Michael Kovrig dan Michael Spavor, Amerika Serikat akan memperlakukan kedua individu ini seolah-olah mereka adalah warga negara Amerika,†ujar Kuasa Usaha Kedutaan Besar di China, William Klein.
“Kami di sini untuk menunjukkan solidaritas. Penahanan sewenang-wenang bukanlah cara yang tepat," tambahnya, seperti dikutip
Reuters.
China menangkap Kovrig dan Spavor pada Desember 2018, segera setelah polisi Kanada menahan CFO Huawei Technologies, Meng Wanzhou dengan surat perintah dari AS.
Beijing menegaskan penahanan Kovrig dan Spavor tidak terkait dengan penahanan Meng, yang masih dalam tahanan rumah di Vancouver.
“Kami telah meminta akses ke sidang Michael Kovrig berulang kali tetapi akses itu ditolak karena alasan keamanan nasional," ujar pihak Kedutaan Kanada di China, Jim Nickel.
“Sekarang kami melihat proses pengadilan itu sendiri tidak transparan. Kami sangat bermasalah dengan ini," lanjut dia.
Pada Februari, lebih dari 50 negara menandatangani deklarasi untuk mengutuk penahanan sewenang-wenang terhadap warga negara asing untuk tujuan politik.