"Operasi pertama telah dilakukan," ujarnya, seraya menambahkan bahwa pasukan Swedia akan tinggal di Mali hingga akhir bulan, seperti dikutip dari
AFP, Sabtu (6/2).
Menurut keterangan Kolonel Barbru, kontingen Swedia akan bergabung dengan tentara dari Estonia dan Republik Ceko dalam pasukan elit pimpinan Prancis yang diberi nama Takuba, tujuannya untuk melatih tentara Mali dan beroperasi menumpas para jihadis bersama mereka.
"Swedia akan memainkan peran dukungan untuk semua Takuba, yang saat ini terdiri dari unit Perancis-Estonia di Gao dan unit Perancis-Ceko di Menaka," kata Kolonel Barbry.
Takuba adalah inisiatif internasional terbaru untuk Sahel yang didorong oleh Prancis, menyusul upaya untuk menciptakan kekuatan regional yang terdiri dari tentara Afrika yang dikenal sebagai G5 Sahel.
Didukung oleh tiga helikopter Black Hawk buatan AS dan satu unit medis, pasukan Swedia ditempatkan di wilayah Liptako, zona volatil yang dekat dengan perbatasan Mali dengan Niger dan Burkina Faso. Beberapa kelompok jihad yang terkait dengan Al-Qaeda dan Negara Islam di Greater Sahara (ISGs) konon beroperasi di daerah tersebut.
Tentara Swedia, yang ditanyai oleh
AFP, membenarkan bahwa mereka "sudah memiliki personel di sektor itu."
Kedatangan pasukan Swedia merupakan dorongan tenaga baru bagi Prancis , yang telah memiliki 5.100 tentara yang ditempatkan di Mali, Burkina Faso, Niger, dan Chad sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan wilayah yang gersang dan dilanda kemiskinan itu.
Paris sendiri telah mendesak mitra Eropa nya untuk berbagi beban ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: