Dengan tema 'Democracy and Covid-19 Pandemic', BDF ke-13 secara hybrid, di mana hanya ada beberapa perwakilan yang hadir secara tatap muka.
Dalam pidato yang disiarkan secara virtual, Retno menyampaikan pandemi Covid-19 bukan hanya menjadi ancaman bagi kesehatan dan ekonomi, tetapi juga menjadi ujian bagi demokrasi dan nilai-nilainya.
Mengutip data EIU Democracy Index 2019, Retno mengatakan demokrasi berada dalam resesi. Bahkan laporan Freedom House pada 2019 mencatat, kebebasan global menurun selama 14 tahun berturut-turut.
"Pandemi hari ini mungkin menciptakan lebih banyak tantangan tambahan bagi demokrasi. Beberapa mungkin mengatakan, banyaknya pembatasan yang diterapkan selama pandemi... adalah sebuah kontes kebebasan individu. Mereka bukan," kata Retno.
Pernyataan Retno itu merujuk pada pembatasan sosial seperti larangan berkumpul secara massal, pelacakan kontak, hingga wajib mengenakan masker.
Ia menuturkan, pembatasan sosial itu diperlukan untuk sementara dan harus dijaga
"Tantangan lainnya adalah bagaimana ruang demokrasi dapat digunakan untuk menyebarkan misinformasi dan disinformasi," lanjut Retno.
Retno menjelaskan, disinformasi berpotensi melemahkan upaya pemerintah untuk mengurangi dan mengatasi pandemi secara efektif. Misalnya, kampanye disinformasi yang menyesatkan publik tentang pengobatan dan vaksin Covid-19.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membuka Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 secara langsung di Nusa Dua, Bali pada Kamis (10/12). 
(2).jpeg)
