Ultimatum tersebut disampaikan pada Sabtu (5/12), di tengah aksi protes yang melanda ibukota Yerevan untuk menuntut hal yang serupa.
Dimuat
Anadolu Agency, oposisi memperingatkan Pashinyan jika ia tidak mundur hingga waktu yang ditetapkan, maka akan ada protes nasional.
Pada hari yang sama, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Freedom Square untuk mendesak pengunduran diri Pashinyan.
Tuntutan agar Pashinyan mengundurkan diri muncul setelah ia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Azerbaijan yang difasilitasi oleh Rusia pada 10 November.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk mengakhiri konflik Nagorno-Karabakh yang meletus pada 27 September.
Gencatan senjata sendiri dipandang sebagai kemenangan bagi Azerbaijan dan kekalahan bagi Armenia. Pasalnya Baku berhasil mengambil kendali beberapa kota dan sekitar 300 pemukiman di Nagorno-Karabakh.
Alhasil, warga Armenia merasa marah pada Pashinyan hingga melakukan aksi unjuk rasa sejak hari pertama penandatanganan gencatan senjata.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: