Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, setelah pejuangnya dikalahkan oleh pasukan Azerbaijan dalam operasi militer kilat yang membuat Baku berhasil mengambil kendali penuh atas daerah kantong tersebut.
“Pembersihan etnis warga Armenia di Nagorno-Karabakh sedang berlangsung, dan itu baru saja terjadi,” kata Pashinyan kepada Administrator Badan Pembangunan Internasional AS Samantha Power dan Penjabat Asisten Menteri Luar Negeri Yuri Kim.
Menurutnya, situasi dan ketegangan di wilayah itu terus berlanjut dengan jumlah pengungsi yang memasuki Armenia dari Nagorno-Karabakh tercatat telah melebihi 28.000 orang, dari 120.000 etnis Armenia yang berada di wilayah itu.
"Situasi dan ketegangan di wilayah kami terus berlanjut, dan sekarang sangat penting untuk mengambil tindakan nyata untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan masalah yang lebih besar," tambah Pashinyan.
Seperti dimuat
Reuters pada Rabu (27/9), kondisi di wilayah itu itu diketahui semakin memanas dan tidak terkendali setelah sebuah depo bahan bakar di kota utama Nagorno-Karabakh, Stepanakert meledak ketika masyarakat sedang mencari bahan bakar untuk mereka meninggalkan wilayah tersebut,.
Ledakan itu semakin menambah kesengsaraan etnis Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh, dengan Kementerian Kesehatan Armenia mengatakan ledakan Senin malam itu telah menyebabkan 68 orang tewas, 290 orang luka-luka dan 105 lainnya hilang.
BERITA TERKAIT: