Kehadiran militer Turki dengan segala persenjataannya dikecam oleh banyak negara.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengaku menyesal dengan banyaknya jumlah korban sipil karena serangan-serangan yang terjadi. Ia mengatakan, keterlibatan Turki akan mengancam internasionalisasi konflik.
"Berita dalam konflik di Nagorno-Karabakh adalah adanya keterlibatan militer Turki," kata Le Drian dalam sidang Majelis Nasional pada Rabu (7/10), mengutip
Armenian Weekly.
Sejak konflik kembali meletus pada 27 September, Prancis memang menyoroti keterlibatan Turki. Presiden Emmanuel Macron bahkan mengklaim Turki telah mengirim para pejuang Suriah ke wilayah sengketa tersebut untuk membantu Azerbaijan.
Bukan hanya pasukan, Turki juga mengerahkan jet tempur hingga senjatanya. Laporan Tim Investigasi Virual New York Times menunjukkan, setidaknya ada dua F-16 Fighting Falcon yang dioperasikan Turki di Bandara Internasional Ganja, Azerbaijan,
Pertempuran sengit terus berkecamuk di sepanjang Garis Kontak di arah Utara dan Selatan pada Rabu.
Sekretaris Pers Armenia di Kementerian Pertahanan Shushan Stepanyan mentweet bahwa Tentara Pertahanan menghentikan gerak maju militer Azerbaijan ke arah tenggara dekat Jebrail. Pasukan Armenia juga menghancurkan depot penyimpanan besar yang konon berisi produk minyak penting.
Kementerian Pertahanan Artsakh merilis 80 nama baru tentara Armenia yang tewas dalam pertempuran pada 7 Oktober, sehingga jumlah korban menjadi lebih dari 300. Sementara itu ada lebih dari 3.700 tentara Azerbaijan telah tewas sejak awal pertempuran.
BERITA TERKAIT: