Melansir
Reuters, korban tewas selama protes dua hari pada akhir pekan lalu di Ethiopia bertambah menjadi 166 orang.
Seorang pejabat senior keamanan regional Oromia mengungkap pada Minggu (5/7), jumlah korban tewas saat ini menjadi 145 warga sipil dan 11 personel keamanan.
Sumber di kepolisian nasional menyebut, 10 orang terbunuh di Addis Ababa selama protes. Sehingga totalnya menjadi 166 korban tewas.
Kepala Biro Keamanan dan Perdamaian Oromia, Jibril Mohammed mengatakan, korban kemungkinan akan bertambah mengingat banyaknya jumlah yang dirawat karena cedera di rumah sakit.
Pada akhir pekan lalu, protes besar-besaran meletus di Addis Ababa dan menyebar ke wilayah Oromia. Protes dilakukan setelah musisi Oromo populer, Haacaaluu Hundeessaa, ditembak mati oleh orang-orang bersenjata tak dikenal.
Haacaaluu adalah penyanyi berbahasa Oromo, kelompok etnis terbesar di Ethiopia. Pembunuhannya merujuk pada keluhan yang dipicu oleh penindasan pemerintah selama beberapa dekade dan apa yang digambarkan Oromo sebagai pengucilan historis mereka dari kekuasaan politik.
Kerusuhan tersebut sangat tidak terkendali sehingga kemudian militer dipanggil untuk meredakan protes pada Rabu (1/7). Pihak berwenang juga mematikan Internet setelah protes dimulai, dan mereka belum mengaktifkannya lagi,
“Wilayah (Oromia) sekarang relatif tenang dan tidak ada kekerasan atau protes saat ini. Bisnis juga telah dibuka kembali," ungkap Jibril.
BERITA TERKAIT: