Turis Diijinkan Memasuki Kawasan Uni Eropa Saat Pembukaan Kembali Perbatasan, Kecuali Dari Negara Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 27 Juni 2020, 07:19 WIB
Turis Diijinkan Memasuki Kawasan Uni Eropa Saat Pembukaan Kembali Perbatasan, Kecuali Dari Negara Ini
Ilustrasi/Net
rmol news logo Para pejabat masih saja berdebat tentang negara mana saja yang akan diizinkan memasuki wilayah Uni Eropa (UE) pada 1 Juli, saat dilakukan pembukaan kembali perbatasan.

Daftar ini telah memicu kontroversi setelah adanya informasi bahwa Amerika Serikat, negara yang paling parah terkena dampak Covid-19 di dunia dengan lebih dari 2,4 juta kasus, termasuk dalam daftar yang ditolak masuk.

Eropa berupaya menyeimbangkan keinginan untuk membangkit kembali ekonomi domestik ketika musim liburan musim panas sedang berlangsung dan untuk berjaga-jaga terhadap adanya gelombang kedua infeksi virus corona.

Pada Kamis (26/6) lalu, para pejabat Eropa gagal mencapai kesepakatan. Namun, sumber-sumber diplomatik UE, telah memberikan sedikit informasi bahwa Brasil, Qatar, AS, dan Rusia, tidak masuk dalam daftar yang disetujui.

Bersamaan dengan itu, informasi lain menyusul bahwa tanggal pembukaan perbatasan akan mundur dari tanggal 1 Juli karena berbagai hal.

Sementara ini, daftar lengkap negara yang akan diizinkan memasuik Eropa sesuai dengan daftar rancangan adalah, Kota Vatikan, Monako, Montenegro, Andorra, Serbia, Bosnia dan Herzegovina, Ukraina, Albania, Turki, Kosovo, Republik Rakyat Demokratik Korea, Turkmenistan, Vietnam, China, Thailand, Myanmar, Mongolia, Jepang, Korea Selatan, Georgia, Bhutan, Libanon, Indonesia, Uzbekistan, India, Tajikistan, Kazakhstan, Palau, Selandia Baru, Australia,  Dominica, Bahama, Saint Lucia, Uruguay, Jamaika, Kuba, Guyana, Paraguay, Venezuela, Nikaragua, Kosta Rika, Kanada, Angola, Tunisia, Namibia, Uganda, Mozambik, Mauritius, Zambia, Rwanda, Etiopia, Maroko, Aljazair, dan Mesir, dikutip dari Euro News, Jumat (26/6).

Sumber-sumber diplomatik juga mengisyaratkan bahwa ada ketidaksepakatan di antara negara-negara tentang kriteria yang akan digunakan untuk keputusan ini. Bukan semata berdasarkan data tentang tingkat Covid-19.

Mereka meminta ECDC, badan Uni Eropa untuk pencegahan penyakit, untuk datang dengan rincian lebih lanjut, kata sumber itu. The New York Times mengatakan daftar itu akan direvisi setiap dua minggu, sehingga bisa jadi AS dapat ditambahkan kemudian.

Ketika pedoman UE dirilis dua minggu lalu, para pejabat mengatakan daftar itu akan mempertimbangkan tingkat infeksi di negara-negara yang bersangkutan. Kriteria didasarkan pada data epidemiologis. Saat itu disebutkan sebanyak  47 negara ada dalam daftar yang dapat diterima dan sebanyak 54 negara ada dalam daftar yang ditolak.

Sementara untuk Inggris yang telah menyatakan keluar dari UE, anggota Komisi Eropa  menyatakan bahwa warga negara Inggris masih harus diperlakukan dengan cara yang sama seperti warga negara Uni Eropa lainnya sampai pada akhir periode transisi Brexit.

"Perjalanan internasional adalah kunci untuk pariwisata dan bisnis, dan untuk hubungan keluarga dan kerabat," kata Komisaris Urusan Dalam Negeri, Ylva Johansson, dalam sebuah pernyataan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA