Pilih Tulsa Untuk Kampanye Pertamanya, Trump Kembali Dikecam Karena Ingatkan Sejarah Kelam Rasialisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 12 Juni 2020, 07:53 WIB
Pilih Tulsa Untuk Kampanye Pertamanya, Trump Kembali Dikecam Karena Ingatkan Sejarah Kelam Rasialisme
Trump berbicara selama pawai umum di Murphysboro, Illinois, pada 27 Oktober 2018 lalu/Net
rmol news logo . Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dijadwalkan akan memulai serangkaian kampanye politik pertamanya pada tanggal 19 Juni di Tulsa, Oklahoma, Sebuah kota dengan sejarah kelam kekerasan rasial.

Pemilihan Tulsa yang dalam sejarahnya adalah tempat pembantaian orang kulit hitam oleh orang kulit putih pada 1921 menuai kecaman dari Joe Kennedy, seorang senator dari Partai Demokrat.

“Pada 99 tahun yang lalu, gerombolan kulit putih membantai ratusan orang kulit hitam di Greenwood District Tulsa. Presiden paling rasis seumur hidup saya tahu persis pesan apa yang dia kirim ketika dia pergi ke sana pada Juneteenth,” cuit Kennedy di akun twitter pribadinya pada Kamis (11/6).

Sementara itu, Katrina Pierson, penasihat senior Kampanye Trump, mengatakan dalam sebuah pernyataan, pemilihan kota Tulsa justru menunjukkan kebanggan Partai Republik dengan sejarah Juneteeth.

“Sebagai partai Lincoln, Partai Republik bangga dengan sejarah Juneteenth, yang merupakan peringatan pembacaan terakhir Proklamasi Emansipasi.”

Michael Tomasky, seorang editor Democracy: A Journal of Ideas mengatakan bahwa tim kampanye Trump mungkin tidak memahami pentingnya arti tanggal 19 Juni bagi warga Tulsa.

“Jadi, mungkin mereka tidak memahami pentingnya tanggal 19 Juni dan Tulsa disatukan. Tapi jika mereka melakukannya - itu adalah tindakan supremasi kulit putih yang kejam, agresif, putih,” kata Tomasky seperti dikutip dari USA Today, Kamis (11/6).

Olivia Hooker, salah satu korban selamat terakhir dari kerusuhan Tulsa 1921, mengingat teror serangan itu dalam wawancara tahun 2017 dengan Journal News of New York.

“Mereka sangat marah ketika mereka datang ke rumah kami dan ibu saya sedang memasak dan tidak melarikan diri,” katanya.

“Mereka mengambil makanan dan membuangnya ke dalam lumpur dan kemudian mereka kembali dan mengambil biskuit keripik dari oven lalu membuangnya ke tanah. Kami bersembunyi di bawah meja di mana dia menempatkan kami dan kami bisa melihat semua kejadian saat itu.”

19 Juni dikenal sebagai Juneteenth, yaitu hari untuk memperingati emansipasi pada tahun 1865 dari sisa warga Amerika Afrika yang diperbudak di Konfederasi. Tulsa adalah tempat warga kulit putih menyerang warga kulit hitam dan bisnis pada tahun 1921, peristiwa yang dikenal juga sebagai Pembantaian Ras Tulsa.

Orang Afrika-Amerika yang kalah jumlah mundur ke Distrik Greenwood, tetapi pada pagi hari berikutnya, gerombolan orang kulit putih mulai menjarah dan membakar bisnis di Greenwood, menurut Tulsa Historical Society and Museum.

Dalam rentang waktu hanya 24 jam, 35 blok persegi dibakar dan lebih dari 1.200 rumah hancur.

Laporan kontemporer kematian dimulai dengan 36 orang, tetapi sejarawan sekarang percaya sebanyak 300 orang meninggal, menurut Tulsa Historical Society and Museum. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA