Dari pihak India diwakili oleh Letnan Jenderal Harinder Singh yang mengomandoi 14 korps India. Sementara dari pihak China diwakili oleh Mayor Jenderal Liu Lin yang merupakan Komandan Daerah Militer Xinjiang Selatan.
"Para pejabat India dan China terus tetap terlibat melalui saluran militer dan diplomatik yang telah mapan untuk mengatasi situasi saat ini di daerah perbatasan India-China," ujar pihak militer India dalam pernyataan yang dirilis saat pembicaraan masih berlangsung.
Hingga pembicaraan usai belum ada pernyataan lanjutan dari pihak India maupun China.
Ketegangan antara India dan China di perbatasan kembali terjadi pada awal Mei. Pada 5 Mei, kedua militer negara berseteru di lembah Galwan di Ladakh, diikuti oleh lintasan Nakula di wilayah Sikkim di India timur laut tiga hari kemudian.
Pada Jumat (5/6), diplomat India dan China mengadakan konferensi video untuk menangani masalah tersebut.
"Kedua belah pihak juga sepakat bahwa sesuai dengan bimbingan yang diberikan oleh pimpinan, kedua belah pihak harus menangani perbedaan mereka melalui diskusi damai mengingat pentingnya saling menghormati kepekaan, keprihatinan dan aspirasi masing-masing serta tidak memungkinkan mereka menjadi perselisihan," ujar Kementerian Luar Negeri India pada saat itu.
Ketegangan perbatasan antara India dan China sebenarnya sudah ada selama lebih dari tujuh dekade.
China mengklaim wilayah di timur laut India, sementara New Delhi menuding Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, termasuk bagian dari wilayah Ladakh.
Pada 1962, kedua negara bahkan berperang di Arunachal Pradesh yang disebut Perang Sino-India.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sudah menawarkan diri sebagai mediator dalam perselisihan keduanya. Namun India dan China menolak tawaran tersebut dengan menyatakan akan menggunakan mekanisme kedua negara untuk menyelesaikan masalah.
BERITA TERKAIT: