Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perseteruan Memanas, Kedubes China Sebut Australia Lakukan 'Tipu Muslihat'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 29 April 2020, 14:27 WIB
Perseteruan Memanas, Kedubes China Sebut Australia Lakukan 'Tipu Muslihat'
Australia dan China memanas/Net
rmol news logo Perseteruan antara Australia dan China semakin memanas. Kali ini Kedutaan Besar China di Canberra mengungkapkan Australia melakukan "tipu muslihat" dalam dukungan penyelidikan internasional independen terkait virus corona.

Pernyataan kedutaan tersebut adalah balasan dari komentar Perdana Menteri Scott Morrison yang mengatakan Australia tidak menargetkan negara mana pun terkait penyelidikan.

"Ini adalah virus yang telah merenggut lebih dari 200.000 jiwa di seluruh dunia. Itu telah mematikan ekonomi global. Implikasi dan dampaknya luar biasa. Sekarang, tampak sepenuhnya masuk akal bahwa dunia ingin membuat penyelidikan independen," ujar Morrison pada Rabu (29/4).

Pernyataan Morrison sendiri mengomentari pernyataan Dutabesar China untuk Australia, Cheng Jingye pada Senin (27/4). Cheng mengatakan China bisa memboikot produk dan sektor pendidikan Australia atas seruan penyelidikan internasional.

Kepala Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) pun memanggil Cheng untuk menyampaikan keprihatinan dan mempertanyakan kejelasan pernyataannya. Kedutaan Besar China kemudian merilis pernyataan yang merinci apa yang dikatakan dibahas dalam panggilan tersebut, yang memicu teguran dari DFAT.

Namun pada Rabu, kedutaan mengatakan, rincian panggilan itu pertama kali dibocorkan oleh beberapa pejabat Australia.

“Kedutaan Besar China tidak memainkan tipu muslihat, ini bukan tradisi kami. Tetapi jika orang lain melakukannya, kita harus membalas," kata juru bicara kedutaan dalam pernyataannya seperti dimuat Reuters.

Perseteruan Australia dan China juga diwarnai dengan aksi kritik di media massa.

Seorang sarjana studi Australia, Chen Hong menulis di media pemerintah China, Global Times, bahwa Australia adalah ujung tombak dalam kampanye jahat untuk menjebak dan menuding China.

Kepala Editor surat kabar People's Dailu, Hu Xijin juga mengatakan Australia selalu membuat masalah.

“Ini seperti permen karet yang menempel di sol sepatu China. Kadang-kadang anda harus menemukan batu untuk dihancurkan," tulis Hu dalam akun media sosialnya.

Sementara itu, Selandia Baru yang juga mitra dagang China pada Rabu menyatakan dukungannya pada Australia untuk penyelidikan virus corona.

"Sangat sulit untuk membayangkan bahwa tidak ada keinginan oleh setiap negara di dunia, termasuk negara asal, untuk penyelidikan untuk mengetahui bagaimana hal ini terjadi," kata Wakil Perdana Menteri Winston Peters. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA