Sementara itu, ratusan ribu orang, baik perempuan mau pun lelaki turun ke jalan selama akhir pekan kemarin untuk menyuarakan tuntutan anti kekerasan gender.
Aksi tersebut dijuluki "
a day without us" atau sehari tanpa kita. Tujuannya untuk sedikit menunjukkan bagaimana hidup tanpa wanita.
Di Meksiko, protes bermula damai untuk menyuarakan tingginya angka kekerasan pada perempuan, khususnya kekeresan seksual. Kendati begitu, protes berubah menjadi ricuh ketika bom molotov dilemparkan ke Istana Nasional.
Pelemparan tersebut sebagai protes atas pembunuhan seorang anak berusia 7 tahun dan aksi pembunuhan dengan menguliti seorang wanita muda.
Protes sendiri berlanjut pada Senin, ketika hampir semua perempuan mogok bekerja dan bersekolah.
"Kami lelah menjadi korban, disalahgunakan dan dianiaya. Cukup sudah," ujar seorang ahli kecantikan di Ecatepec, pinggiran Mexico City bernama Alma Delia Diaz seperti dimuat
Reuters.
Menanggapi protes, Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pegawai pemerintah bebas untuk bergabung. Tetapi Obrador juga menuduh lawan politiknya berusaha mengeksploitasi masalah keamanan Meksiko untuk merusak pemerintahannya.
BERITA TERKAIT: