Demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Guatemala, Sarah Jovel.
"Kami sepakat memperkuat kerja sama antara kedua negara. Penandatanganan MoU mengenai konsultasi bilateral akan memfasilitasi komunikasi yang terstruktur antara kedua negara," ujar Retno di Kantor Kemenlu, Jakarta (10/12).
Ini adalah kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Guatemala yang pertama kalinya ke Indonesia sejak kedua negara membangun hubungan diplomatik pada 1992.
Guatemala merupakan negara yang paling banyak penduduknya di Amerika Tengah. Posisi negara ini sangat strategis, yaitu menjadi penghubung antara Meksiko dan negara-negara lain di daratan Karibia.
Retno mengaku sudah beberapa kali bertemu Sarah Jovel di negara-negara sahabat maupun pertemuan internasional PBB.
Selain menandatangani MoU terkait penegasan hubungan bilateral antar kedua negara, di Gedung Pancasila, Retno dan Sandra membicarakan hal lain seperti visa diplomatik, hubungan bisnis, kelapa sawit, dan hal-hal terkait perempuan.
Retno juga berharap ada penyelesaian bebas visa bagi paspor diplomatis dan dinas. Menlu RI juga sudah menyampaikan soal bebas visa bagi seluruh pemegang paspor Indonesia.
"Guatemala adalah mitra terbesar kedua Indonesia di Amerika Tengah, namun kita tahu nilai perdagangan kita masih cukup kecil dan perlu terus ditingkatkan," ujar Retno.
Pembukaan kantor diplomatik Guatemala dilakukan malam hari di kawasan World Trade Center, Sudirman, Jakarta.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Kedutaan besar Guatemala akan menjadi kedubes negara sahabat yang ke-106 di Jakarta dan yang ke-14 dari negara Amerika Latin dan Karibia. 
