Dilansir TeleSUR, Saied memeroleh suara lebih dari 72 persen pada Minggu (13/10). Sosok yang dikenal dengan perilaku sosialnya dan penggunaan bahasa Arab klasik itu berhasil menang dari Nabil yang hanya memeroleh kurang dari 27 persen suara.
Dalam debat politik dua jam yang disiarkan di televisi pada Jumat lalu (11/10), Saied menjelaskan kebijakan ekonomi, domestik dan luar negerinya. Ia mengaku mempunyai misi mengakhiri perang di negara tetangga, Libya dan menolak normalisasi dengan Israel.
"Saya menyaksikan debat dan pemikiran (Saied) tampil jauh lebih baik daripada orang yang punya banyak uang (Karoui)", ujar seorang pemilih, Taher Weshtati.
Dalam pemilu presiden di Tunisia, masyarakat cenderung memilih orang dengan kepribadian yang baik dibandingkan kemampuan politik. Hal ini dikarenakan negara tersebut menganut demokrasi parlementer, sehingga porsi kewenangan politis lebih banyak dimiliki oleh perdana menteri.
Sementara itu, pemilihan perdana menteri Tunisia akan dipilih oleh parlemen dalam beberapa bulan mendatang setelah pemilihan legislatif.
Pemilu presiden Tunisia sendiri dilakukan setelah Presiden Beji Caid Essebsi wafat pada Juli lalu. Sejak pengumuman pencalonan Agustus lalu, Karoui memang tengah berada dalam kontroversi dengan tuduhan pencucian uang dan penipuan pajak.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: