"Jalan perundingan dengan Amerika Serikat sangat terbuka jika mereka berkomitmen pada Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Kesepakatan Nuklir," ujar Rouhani dalam acara yang disiarkan stasiun televisi resmi Iran itu.
Rouhani menambahkan, sikap Iran yang teguh pada komitmennya membuat Presiden AS Donald Trump terpaksa melontarkan kalimat-kalimat permusuhan. "Sanksi Amerika menyasar rakyat Iran, bukan pemerintah. Rakyat kami cukup menderita selama bulan Ramadan ini," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rouhani kembali menegaskan sikap negaranya terhadap sejumlah permasalahan di kawasan Timur Tengah, seperti persoalan Yerusalem dan Palestina.
Selama 40 tahun berdiri, lanjut Rouhani, Republik Islam Iran telah banyak membela dan memberi bantuan kepada kaum tertindas. Ia mencontohkan seperti bantuan Iran kepada Palestina, Suriah, Lebanon dan Yaman.
"Dulu rakyat Palestina hanya memiliki batu untuk membela diri mereka. Sementara sekarang, berkat upaya, pengorbanan dan pengembangan industri internal, mereka memiliki alat untuk membalas serangan musuh," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyebut negaranya siap berunding jika Iran menghendaki perundingan. Di hadapan PM Jepang Shinzo Abe, Trump juga memuju rezim Iran dan menerima inisiatif Jepang untuk menjadi mediator konflik antara Washington dan Teheran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: