Â
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa operasi itu mengikuti kesepakatan yang dibuat pada bulan September tahun lalu yang bertujuan mencegah pemerintah Suriah melancarkan serangan terhadap Idlib yang merupakan rumah bagi hampir tiga juta orang.
Â
Provinsi Idlib sendiri adalah wilayah utama terakhir yang dipegang oleh pemberontak Suriah dan dikendalikan oleh Hay'et Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya berafiliasi dengan al-Qaeda.
Â
Menurut perjanjian itu, pasukan Rusia akan berpatroli di tepi provinsi yang dikuasai pemberontak sementara tentara Turki akan beroperasi di zona demiliterisasi.
Â
"Ada pembatasan penggunaan ruang udara wilayah Idlib dan Afrin tetapi ini telah dicabut mulai hari ini," kata Akar, seperti dimuat
Al Jazeera.
Â
Dia menambahkan bahwa patroli itu menandai langkah penting untuk kelanjutan gencatan senjata dan menjaga stabilitas di Idlib.
Â
"Kerja sama kami dengan Rusia telah meningkat. Kami melihat ini sebagai langkah signifikan untuk kelanjutan gencatan senjata dan memastikan stabilitas," tambahnya.
BERITA TERKAIT: