Afghanistan Gelar Pemilu Legislatif Di Tengah Teror Taliban

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Sabtu, 20 Oktober 2018, 05:58 WIB
Afghanistan Gelar Pemilu Legislatif Di Tengah Teror Taliban
Pemilu Afghanistan/Net
rmol news logo Warga Afghanistan akan memberikan suara mereka dalam pemilihan legislatif akhir pekan ini. Pemilu dilakukan di tengah ancaman keamanan dari kelompok militan Taliban.

Dalam pemilu kali ini, lebih dari 2.500 kandidat, laki-laki maupun wanita akan bersaing untuk memperebutkan 250 kursi.

Dikabarkan BBC, jelang pemilu, sejumlah tindak kekerasan terjadi yang menyebabkan lebih dari 30 persen tempat pemungutan suara ditutup karena masalah keamanan. Dengan demikian, hanya sekitar 5.000 tempat pemungutan suara yang dibuka dari sekitar 7.000 yang direncanakan awal akan beroperasi.

Selain itu juga ada 10 calon anggota legislatif yang meninggal dunia akibat sejumlah kasus kekerasan dan kasus terbaru adalah pembunuhan seorang kepala polisi, yakni Jenderal Abdul Raziq. Dia ditembak mati oleh pengawal jahat pada Kamis (18/10). Taliban mengklaim serangan itu yang dilakukan setelah pertemuan keamanan tingkat tinggi. Komandan Amerika Serikat, Jenderal Gen Scott Miller.

Dalam pemilu kali ini,ada hampir sembilan juta pemilih yang memiliki untuk memberikan suara mereka.

Kelompok Taliban masih menjadi momok utama dalam pemilu kali ini serta sumber utama masalah ancaman keamanan di Afghanistan. Kelompok ini mendesak orang-orang untuk memboikot pemilu yang mereka sebut sebagai pemilu palsu. Kelompok militan ISIS di Afghanistan juga menyerukan hal yang sama.

Dalam pelaksanaan pemilu kali ini, pemerintah Afghanistan mengerahkan sekitar 54.000 anggota pasukan keamanan untuk mencoba memastikan pemilu berlalu dengan damai. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA