"Setiap kali rakyat Suriah mengadakan pemilihan, kami akan meninggalkan Suriah ke pemiliknya," kata Erdogan di forum TRT World di Istanbul pada hari Kamis (4/10) seperti dimuat
Al Jazeera.
Turki diketahui mengirim pasukan ke Suriah pada Agustus 2016 untuk membersihkan daerah perbatasan pejuang milik kelompok militan ISIS.
Turki meluncurkan operasi lain awal tahun ini di bagian utara Suriah, Afrin, untuk menyingkirkan para pejuang Kurdi yang berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.
Selain itu, Erdogan setuju dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia bulan lalu untuk membentuk "zona demiliterisasi" antara pejuang pemberontak dan pemerintah di Suriah utara.
Zona itu, yang akan memiliki kedalaman 15 hingga 20 km akan melihat kelompok-kelompok yang dianggap radikal oleh Moskow menarik diri dari daerah itu pada 15 Oktober.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: