Namun demikian, terlalu dini untuk beranggapan bahwa perundangan itu akan membawa terobosan abadi mengenai perselisihan kedua negara.
"Kami bersorak untuk mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang kepada wartawan (Kamis, 8/3) seperti dimuat
BBC.
Dia mengatakan bahwa China berharap kedua belah pihak akan memanfaatkan perubahan tersebut untuk denuklirisasi semenanjung sambil mengakui masalah keamanan yang sah satu sama lain.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa pertemuan tingkat tinggi kedua belah pihak tersebut akan menjadi langkah penting menuju arah yang benar. Dia juga meminta Amerika Serikat dan Korea Utara untuk melakukan dialog lebih cepat.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: