Dikutip dari
AFP, Jumat 19 Desember 2025, laba Nike tercatat turun 32 persen menjadi 792 juta Dolar AS, meski pendapatan masih naik tipis 1 persen menjadi 12,4 miliar Dolar AS pada kuartal kedua tahun fiskal 2026.
Nike sebenarnya terbantu oleh penjualan yang kuat di Amerika Utara dan produk lari. Namun, bisnis di wilayah China Raya masih bermasalah, dengan pendapatan turun 17 persen.
CEO Nike, Elliott Hill mengakui pemulihan di China berjalan lambat dan perlu pendekatan baru.
"Kami akan mengembalikan Nike menjadi merek yang dicintai, premium, dan inovatif di China," ujarnya.
Selain itu, tarif impor diperkirakan tetap membebani Nike hingga 1,5 miliar Dolar AS dalam setahun. Analis menilai Nike mulai membaik, tetapi masih tertinggal di segmen fesyen dan belum cukup “nyambung” dengan konsumen China.
BERITA TERKAIT: