pada hari Minggu memenangkan pemilihan ulang untuk masa jabatan kedua, dengan melihat seorang penantang kiri dengan janji untuk memulai kembali perundingan guna menyatukan pulau tersebut dan memperkuat pemulihan ekonomi.
Hasil akhir resmi setelah pemilu putaran kedua membuat calon incumbent itu mengantongi 55,99 persen suara, mengalahkan oposisi Stavros Malas dengan 44 persen.
Media lokal melaporkan Malas menelepon Anastasiades untuk mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat atas kemenangannnya.
Anastasiasi yang kini berusia 71 tahun diketahui telah menjanjikan perundingan baru dengan pemimpin Turki Siprus Mustafa Akinci kendati terjadi keruntuhan yang sengit pada bulan Juli lalu dari perundingan yang didukung oleh PBB.
Sebagai informasi, Republik Siprus adalah sebuah negara pulau di Laut Tengah bagian timur yang memiliki ibu kota Lefkosia (Nikosia). Semenjak tahun 1974, di bagian utara ada Republik Turki Siprus Utara yang hanya diakui oleh Turki.
Terlepas dari janji akan dorongan perdamaian baru, ada keraguan mendalam bahwa kemajuan dapat dicapai untuk mengatasi masalah termasuk kehadiran 40.000 tentara Turki di utara.
Hubungan antara pihak Siprus Turki dan Yunani tetap tegang, dan hanya ada sedikit tanda bahwa pemerintah nasionalis di Ankara bersedia mengalah.
"Kerangka kerja politik yang lebih luas di mana presiden ini berkuasa tidak kondusif untuk penyelesaian," kata profesor Universitas Nicosia, Hubert Faustmann seperti dimuat
Press TV.
Namun demikian tantangan utama menanti masa jabatannya yang kedua. Mengingat, perekonomian masih lebih kecil dari sebelum 2013, lapangan kerja tetap sekitar 11 persen dan bank-bank dipenuhi dengan kredit macet.
[mel]
BERITA TERKAIT: