Dua Su-25 Rusia disebut Pentagon telah terbang ke timur Sungai Efrat dan memasuki ruang udara yang ditunjuk Amerika Serikat pekan ini.
Akibatnya, salah satu jet F-22 AS hampir terlibat dalam tabrakan udara dengan pesawat Rusia.
Menurut Pentagon, banyak panggilan dilakukan di saluran darurat untuk disampaikan kepada pilot Rusia bahwa mereka perlu meninggalkan daerah tersebut. Seorang juru bicara Pentagon mengatakan bahwa ada sebuah kesepakatan verbal dibuat antara Washington dan Moskow mengenai zona dekonfliksi pada awal November.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Amerika Serikat menganggap daerah tersebut di sebelah utara dan timur sungai Efrat bagian dari "langit" mereka, sementara Rusia memiliki kebebasan untuk berpatroli di sebelah barat sungai.
Namun Amerika Serikat mengatakan pesawat Rusia telah terbang ke zonanya enam sampai delapan kali sehari.
"Ini menjadi semakin sulit bagi pilot kami untuk mengetahui apakah tindakan pilot Rusia disengaja atau jika ini hanya kesalahan yang jujur," kata juru bicara tersebut.
Namun, kementerian pertahanan Rusia telah membantah tuduhan Amerika Serikat tersebut. Dalam sebuah pernyataan seperti dimuat
BBC, kedua Su-25 tersebut telah mengawal sebuah konvoi kemanusiaan di dekat sebuah kota di samping Sungai Efrat saat mereka didatangi oleh dua jet F-22.
Pada akhir pekan, pejabat Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa dia bingung bahwa Amerika Serikat telah mengajukan klaim atas sebagian ruang udara Suriah dan menuduh koalisi pimpinan Amerika Serikat operasi yang beroperasi di Suriah secara ilegal.
[mel]
BERITA TERKAIT: