Begitu kata lembaga kepolisian Uni Eropa Europol pada Rabu (27/9). Namun demikian, kelompok penjahat dunia maya tersebut, menurut Europon masih belum menggunakan teknik tersebut dalam serangan skala besar.
"Saat ini sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kemampuan serangan cyber mereka melampaui perusakan website umum," begitu keterangan dari Europon.
Namun demikian, bukan berarti hal tersebut tidak mengancam. Pasalnya kelompok militan bisa memanfaatkannya.
"Ketersediaan alat cybercrime dan jasa, dan komoditas terlarang (termasuk senjata api) pada Darknet, memberikan kesempatan yang cukup untuk situasi ini berubah," sambung keterangan Europol.
Secara keseluruhan, laporan ini menemukan, tren yang ada di cybercrime terus tumbuh, dengan beberapa negara anggota Uni Eropa melaporkan kejahatan cyber yang meningkat.
[mel]
BERITA TERKAIT: