Pemerintah Turki sempat menghapus hukuman mati pada 2004 untuk memuluskan perundingan negaranya masuk dalam keanggotaan Uni Eropa.
Dalam kesempatan wawancara ekslusif pertama yang dilakukannya setelah upaya kudeta digagalkan, Erdogan mengklaim bahwa rakyatnya menuntut hukuman mati bagi komplotan kudeta.
"Orang-orang memiliki pendapat, setelah begitu banyak insiden terorisme, mereka (pelaku kudeta) harus dibunuh," kata Erdogan melalui penerjemahnya kepada
CNN.
Erdogan bahkan terkesan tak sudi menampung para pelaku kudeta di penjara negara dan bertanggung jawab atas makanan sehari-hari mereka.
"Mengapa saya harus menjaga mereka dan memberi mereka makan di penjara selama bertahun-tahun yang akan datang?" ujarnya.
Mengenai rencana hukuman mati ini langsung mendapat reaksi keras dari negara utama di Uni Eropa, Jerman.
Pemerintahan Angle Merkel menyebut rencana pemerintahan Erdogan itu tidak proporsional. Jerman mendesak Erdogan tidak menghidupkan lagi aturan hukuman mati.
Jika Turki tetap melakukannya, maka semakin besar kemungkinan mereka gagal menjadi bagian Uni Eropa (UE).
[ald]
BERITA TERKAIT: