Dengan begitu, Davutoglu sama saja mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri.
Pengunduran diri itu dilakukan setelah terjadi perbedaan pandangan yang tajam dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Davutoglu mengadakan konferensi pers pada hari Kamis setelah pertemuan komite eksekutif pusat partai.
"Ini harus dilakukan dengan cara damai, sesuai dengan integritas partai," kata Davutoglu.
Setelah pertemuan 90 menit pada hari Rabu lalu, kongres luar biasa akan digelar sebagai "pintu keluar" bagi Davutoglu secara damai. Kongres akan diselenggarakan pada tanggal 22 Mei mendatang.
Kabarnya, Erdogan sendiri yang menuntut pengunduran diri Davutoglu. Ketegangan antara mereka dikabarkan telah terjadi selama berbulan-bulan.
Al Jazeera menyebut, perbedaan di antara keduanya muncul pada isu-isu domestik dan kebijakan luar negeri.
Sedangkan
BBC mengabarkan bahwa Davutoglu tidak mendukung upaya Erdogan menguatkan lembaga kepresidenan melalui perubahan konstitusi.
Di sisi lain,
The Independent menilai perselisihan mereka karena perbedaan pandangan tentang cara menangani kelompok militan Kurdi. Davutoglu lebih condong ke proses perdamaian, sementara Erdogan lebih memilih meneruskan aksi militer.
Soal siapa penerus Davutoglu, sudah bisa diprediksi. Nama yang kuat adalah Menteri Transportasi, Binali Yildirim; dan Menteri Energi, Berat Albayrak (38), yang menikah dengan putri sulung Presiden Erdogan, Esra.
[ald]
BERITA TERKAIT: