Dengan begitu, Abrini menjadi satu lagi pelaku serangan yang sudah berhasil ditangkap hidup-hidup oleh aparat, selain Salah Abdeslam yang telah ditangkap dan ditahan di Molenbeek, Brussel, pada Jumat 18 Maret lalu.
Dikutip dari
Aljazeera, Abrini ditangkap bersama empat orang lainnya, termasuk seorang pria yang dipercaya telah membantu operasi bom bunuh diri di Bandara Zaventem dan stasiun kereta Maelbeek, di Brussel pada Selasa 22 Maret.
Sedangkan
CNN mengabarkan, Abrini dianggap terkait dengan serangan teror di Paris pada November tahun lalu berdasar hasil tayangan video pengawas dan DNA.
Abrini yang berusia 31 tahun disebut berdarah Belgia-Maroko. Ia selama ini menjadi salah satu buronan paling dicari dan dianggap "bersenjata juga berbahaya."
Abrini terlihat bersama Abdeslam di sebuah pompa bensin antara Brussels dan Paris pada dua malam sebelum serangan sporadis di Paris yang menewaskan sedikitnya 130 orang. DNA dan sidik jarinya ditemukan di sebuah kendaraan yang digunakan dalam serangan Paris.
Namun, tak hanya dituduh terlibat serangan di Paris, pihak berwenang menduga Abrini juga menjadi pelaku yang berhasil melarikan diri dalam serangan di bandara dan stasiun Brussel pada 22 Maret, yang menewaskan 34 orang.
Seperti diketahui, dari kamera pengawas terlihat, selain dua pembom bunuh diri yang tewas di bandara Zaventem, ada orang ketiga yang mengenakan topi terlihat di video berjalan dengan mereka. Pria tersebut dipercaya berhasil melarikan diri setelah bom meledak di bandara. (Baca:
Pria Yang Menanam Bom Di Bandara Berhasil Lolos)
"Kami sedang menyelidiki apakah Abrini dapat diidentifikasi sebagai orang ketiga dalam serangan bandara Brussel, yang selama ini disebut sebagai 'pria bertopi'," kata jurubicara kejaksaan federal Belgia, Eric Van der Sypt.
[ald]
BERITA TERKAIT: