Penembakan itu terjadi pukul 4 sore waktu setempat di pusat
kebudayaan Krudttoenden, di mana Duta Besar Prancis di Denmark Francois Zimeray dan kartunis Swedia Lars Vilks ikut berpartisipasi dalam sebuah pertemuan dengan nama "Seni, Penghujatan dan Kebebasan Berekspresi."
Polisi menduga Vilks sebagai target penembakan, karena menggambar Nabi Muhammad sebagai anjing sehingga menimbulkan kemarahan di kalangan muslim.
Badan Keamanan dan Intelijen Denmark (PET) juga menilai bahwa penembakan itu tampak direncanakan.
Dalam konferensi persnya, Perdana Menteri Denmark Thorning Schmidt mengatakan bahwa kehadiran Vilk membuat sangat wajar untuk mengasumsikan bahwa penembakan adalah serangan teror.
"Penembakan itu terlihat seperti serangan bermotif politik, dan dengan demikian dapat diasumsikan bahwa itu adalah serangan teroris," ujar Schmidt, seperti dimuat BBC (Minggu, 15/2).
Schmidt menegaskan bahwa dirinya sangat marah dengan penembakan tersebut, dan prioritas pertama pemerintahannya saat ini adalah menangkap pelaku.
"Kami akan melakukan segalanya untuk menemukan pihak yang bersalah dan membawa mereka ke pengadilan. Kami akan merasakan hari-hari mendatang yang sulit, di mana solidaritas kita akan diuji. Tapi Denmark, tidak akan pernah menyerah pada kekerasan," tandasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: