Massa yang berkumpul di Ibu Kota Niamey marah setelah pemerintah melarang diselenggarakannya pertemuan pemimpin Islam lokal untuk menyikapi terbitnya kembali majalah Charlie Hebdo. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang berujung terjadinya bentrokan.
"Mereka menyinggung Nabi Muhammad kami. Itulah yang kami tidak suka," kata seorang pengunjuk rasa Amadou Abdoul Ouahab seperti dimuat Reuters.
Presiden Mahamadou Issoufou sendiri mengonfirmasikan bahwa lima orang yang semuanya warga sipil menjadi korban tewas dalambentrokan tersebut. Dia menuntut penyelidikan untuk menyeret para pelaku yang harus bertanggung jawab ke meja hijau.
"Bagaimanapun saya juga berbagi solidaritas dengan Muslim yang merasa tersinggung oleh karikatur Nabi Muhammad. Kebebasan berekspresi tidak harus berarti kebebasan untuk menghina keyakinan agama," ujar Issoufou.
[why]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: