"Respon yang paling abadi adalah tindakan tegas dan terpadu bagi perdamaian dan keamanan internasional. Karena konflik yang belum diselesaikan adalah sumber inspirasi bagi teroris dan daerah kekacauan yang jadi tempat pelatihan mereka," katanya di hadapan para duta besar di Paris, seperti dimuat
AFP.
Hollande menekankan bahwa yang harus diperangi hanyalah terorisme itu sendiri, bukan perang terhadap suatu agama.
"Kami melancarkan perang terhadap terorisme, bukan perang melawan agama. Serangan di Paris merupakan penghinaan terhadap Islam. Muslim adalah korban utama dari terorisme," tegas Hollande.
Meski pernyataannya terkesan bijak, namun faktanya, Hollande terus mendukung terbitnya majalah mingguan Charlie Hebdo. Majalah ini memprovokasi kemarahan umat muslim seluruh dunia beberapa kali karena menayangkan karikatur Nabi Muhammad.
Majalah satire itu terbit kembali pada pertengahan pekan ini, setelah pada pekan lalu mendapat serangan dari tiga orang bersenjata yang membunuh 12 orang termasuk dua polisi.
Dalam edisi terbarunya, yang dicetak jauh lebih banyak dari biasanya, Charlie Hebdo kembali menampilkan karikatur Nabi Muhammad. Nabi digambarkan menangis sambil memegang tulisan bahasa perancis yang berarti "I Am Charlie" di bawah headline "All is forgiven".
"Charlie Hebdo hidup dan akan terus hidup. Anda bisa membunuh pria dan wanita tapi anda tidak akan pernah bisa membunuh ide-ide," ujar Hollande pada Rabu lalu (14/1).
[ald]
BERITA TERKAIT: