Menurut keterangan dari otoritas transportasi RATP, terjadi kerusakan yang sangat signifikan terhadap belasan armada busnya, ketika sekelompok pengunjuk rasa membakar bus dan melemparkan bom molotov ke depot di Aubervilliers, di utara pusat kota Paris.
"Kita harus mengutuk kekerasan ini dengan sangat keras. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan tindakan ini," kata Menteri Transportasi, Clement Beaune kepada wartawan saat mengunjungi lokasi kejadian.
Lebih lanjut, menteri tersebut mengatakan bahwa ia merasa sangat marah ketika melihat layanan publik ini diserang, yang hanya akan menambah ketidakadilan di atas ketidakadilan yang sudah ada.
"Kami sedang mengambil semua langkah yang diperlukan agar transportasi umum berfungsi. Kami membutuhkan bus, trem, dan kereta api untuk beroperasi. Lalu lintas akan diupayakan kembali berjalan normal dengan usaha semaksimal mungkin, tetapi keamanan adalah yang utama," tambahnya, seperti dimuat Alarabiya.
Bus dan trem telah berhenti beroperasi sejak pukul 21:00 pada Kamis setelah sejumlah transportasi itu diserang dan dibakar sebagai bentuk protes.
Akibat serangan itu, pada Jumat pagi, sekitar 23 jalur bus dari total 350 jalur di kota tersebut tidak beroperasi, sementara dua jalur trem ditutup sepenuhnya dan jalur lainnya mengalami penundaan besar atau hanya melayani sebagian.
Kini layanan transportasi itu akan dipulihkan sedikit demi sedikit. Prancis telah menyaksikan serangkaian protes dan kerusuhan nasional selama tiga malam berturut-turut setelah pembunuhan Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun, yang ditembak oleh seorang polisi saat pemberhentian lalu lintas di Nanterre, pinggiran Paris, pada Selasa.
BERITA TERKAIT: