Berdasarkan laporan yang dimuat Malaymail, para aktivis iklim itu mencoba memblokir jalan yang dilalui para petinggi perusahaan itu karena mereka menuntut pengurangan jejak karbon yang disebabkan oleh perusahaan minyak.
Saat pengunjuk rasa berhasil masuk ke depan gedung Salle Pleyel, tempat pertemuan itu diadakan, sambil meneriakkan slogan-slogannya, polisi berusaha membubarkan para aktivis tersebut.
"Kami hanya meninginkan TotalEnergies hancur, sehubungan dengan meningkatnya suhu global satu, dua dan tiga derajat, kami harus berterima kasih kepada Total," kata para pengunjuk rasa.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran, setelah mereka disebut telah mengabaikan tiga peringatan yang dikeluarkan oleh petugas menggunakan megafon.
Namun, pengunjuk rasa yang terdiri dari kelompok iklim Alternatiba itu menolak untuk meninggalkan daerah tersebut, yang menyebabkan lusinan dari mereka terkena tembakkan gas air mata.
TotalEnergies bukan satu-satunya perusahaan energi yang diincar oleh para aktivis iklim. Baru-baru ini mereka juga telah melakukan protes terhadap perusahaan minyak Shell, dan BP karena dianggap telah mengeksploitasi planet ini.
BERITA TERKAIT: