
Sekitar 1,2 juta penduduk Mauritania yang telah berhak memilih akan berpartisipasi dalam pemilihan umum pada Sabtu (23/11). Ini merupakan pertama kalinya Mauritania mengadakan pemilihan umum sejak kudeta militer lima tahun lalu.
Seperti dikutip
VOA (Minggu, 23/11), sekitar 1.500 calon legislatif dari 74 partai berlomba-lomba memperebutkan 147 kursi parlemen dan 218 kursi dewan lokal.
Partai Persatuan untuk Republik yang dipimpin oleh Presiden Mauritania, Mohamed Ould Abdel Aziz diperkirakan masih terus akan berkuasa. Namun dalam pemilu kali ini, sebuah partai yang awalnya dilarang pemerintah karena menerapkan hukum Islam, Partai Tawasul, ikut berpatisipasi.
Pemilu ini sempat mengalami penundaan sebelumnya yang pada awalnya direncanakan diselenggarakan pada Oktober lalu. Hal ini lantaran sebagian partai oposisi terus memboikot dan menuduh pemilu ini merupakann pemilu palsu yang diselenggarakan oleh Presiden Abdel Aziz.
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: