Ketika Yugoslavia dijajah Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua, Jovanka muda bergabung dengan gerakan kiri yang dipimpin Josip Broz Tito. Di tahun 1952 ia bekerja sebagai sekretaris pribadi Tito, tak lama kemudian mereka menikah. Jovanka adalah istri ketiga.
BBC melaporkan, Jovanka meninggal dunia di Belgrade, Serbia, hari Minggu (20/10) pada usia 88 tahun. Jovanka dilaporkan meninggal karena serangan jantung.
Kehidupan Jovanka terbilang tragis. Ia pernah menjadi
the first lady selama tiga dekade. Setelah menjanda ia dituduh terlibat dalam kudeta yang dilakukan Josip Broz Tito.
Tak malam setelah Josip meninggal dunia pada 1980, Jovanka menjadi tahanan rumah untuk beberapa waktu lamanya. Setelah Yugoslavia pecah di tahun 1991, Jovanka tak punya kewarganegaraan.
"Dengan kematian Broz, kita ditinggalkan orang terakhir yang paling
reliable sebagai saksi sejarah bangsa kita," ujar Perdana Menteri Serbia, Ivica Dacic, dalam pesan duka yang dikirimkannya.
Setelah menjadi warganegara biasa di Serbia, Jovanka tinggal di distrik Dedinje, Serbia. Dia jarang bertemu dengan publik, juga jarang diwawancarai media massa.
Di tahun 2009 lalu, kepada harian
Politika, Jovanka Broz menceritakan kehidupannya setelah ditinggal mati Josip Broz Tito.
"Mereka mengejarku… tinggal gaun malamku, tanpa apa-apa, tidak mengizinkanku bahkan untuk mengambil foto kami berdua, atau surat, atau buku," ujarnya.
"Saya diisolasi dan diperlakukan seperti kriminal. Saya tidak bisa meninggalkan rumah tanpa pengawalan bersenjata," katanya lagi.
Jovanka Broz dirawat di sebuah rumah sakit sejak bulan Agustus lalu menyusul kondisi jantungnya yang terus memburuk. Pesan terakhirnya sebelum meninggal dunia adalah dimakamkan di Rumah Bunga bersama Tito.
[dem]
BERITA TERKAIT: