Pertemuan ini bukan untuk membahas masalah keamanan, melainkan membahas mengenai pengembangan tambang tembaga oleh perusahaan kontraktor China yang terhambat akibat keamanan di negara yang dilanda perang itu.
Sebagaimana dilansir
Al Ahram (Sabtu,28/9), pengembangan tambang tembaga di Aynak, Kabul selatan sebenarnya telah diserahkan kepada China Metallurgical sejak enam tahun lalu. Namun, hingga saat ini proses pengerjaan belum juga dimulai, lantaran posisi deposit tembaga terbesar kedua di dunia ini yang terletak di sepanjang rute transit pemberontak Taliban dari Pakistan.
Kontraktor China mengaku merasa tidak aman bekerja disana karena tempat itu kerap digunakan Taliban untuk menguji serangan roket mereka.
Pemerintah Afghanistan mendesak agar pengerjaan tambang ini segera dilakukan. Karena rencananya pengembangan tambang tembaga ini akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik, kereta api, dan infrastruktur lainnya di Afghanistan.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: