
Ribuan orang berunjuk rasa di sebuah taman di Tokyo, Jepang pada Sabtu (9/3) menuntut diakhirinya pengoperasian reaktor nuklir. Mereka juga bersumpah tidak akan pernah menyerah sebelum tuntutannya dituruti.
Para demonstran berkumpul dua hari menjelang peringatan kedua gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret yang membuat reaktor nuklir Fukushima Daichi bocor. Mereka mengatakan tidak akan pernah melupakan bencana nuklir terburuk di dunia dan menyatakan penolakan keras atas keinginan pemerintah untuk memulai kembali program nuklirnya.
"Aku tidak tahu kedepannya seperti apa jika ini masih terus berlanjut. Tampaknya tidak ada harapan. Tetapi jika aku menyerah sekarang, semuanya berakhir. Aku lebih memilih mati untuk bergerak maju," kata Akihiro Nakata (47), pemilik sebuah perusahaan konstruksi, sebagaimana dilansir
Associated Press (Minggu, 10/3).
Hingga saat ini baru dua reaktor dari total 50 reaktor nuklir Jepang yang sudah beroperasi sejak bencana terjadi.
Bocornya reaktor nuklir tersebut telah menimbulkan radiasi yang menyebar di rumah-rumah dan pertanian di Jepang utara ketika gempa bumi berskala 9.0 Richter mengguncang dan menyebabkan tsunami pada Maret tahun lalu, karena merusakkan sistem pendingin di reaktor nuklir di Fukushima.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: