Bentrokan itu terjadi setelah Presiden Morsi menonaktifkan Jaksa Agung, Abdel Meguid Mahmud, pada Kamis (11/10). Keputusan Mursi kontroversi itu diambil setelah pengadilan membebaskan para loyalis mantan Presiden Husni Mubarak yang melakukan serangan brutal terhadap demonstran setahun lalu.
Para pendukung Presiden Mursi, sebagian besar dari organisasi Ikhwanul Muslimin, akhirnya mengadakan unjuk rasa untuk mendukung Mursi dalam menentang pembebasan para loyalis Husni Mubarak. Mereka juga mendesak agar Jaksa Agung Abdel Meguid Mahmud segera melepaskan jabatan.
Ditempat dan saat yang bersamaan, koalisi kelompok-kelompok liberal dan sekuler, juga menggelar unjuk rasa. Mereka memprotes dominasi kelompok Islam di sebuah badan yang merancang konstitusi baru. Selain itu, mereka juga memprotes kegagalan 100 hari pertama kinerja Presiden Muhammad Mursi.
Akibatnya, bentrokan antar kedua kelompok inipun tak dapat dihindari lagi. Kedua kelompok akhirnya saling melempar batu, botol dan bom bensin, bahkan beberapa orang lainnya terlihat saling pukul. Demikian sebagaimana diberitakan
TVNZ (Sabtu, 13/10).
Departemen kesehatan setempat mencatat sedikitnya 110 orang telah mengalami untuk luka ringan akibat insiden tersebut.
[ian]
BERITA TERKAIT: