Buntut Global Warming Ada Salju Di Australia

Minggu, 26 Desember 2010, 02:38 WIB
Buntut Global Warming Ada Salju Di Australia
ilustrasi
RMOL.Sejumlah ilmuwan menyebut musim dingin ekstrem di Eropa se­bagai akibat dari pemanasan glo­­bal (global warming). Feno­mena alam yang ekstrem ini me­ru­pakan kabar bu­ruk dari alam agar ma­nusia me­nangkap pesannya.

Menurut para ilmuwan, me­ningkatnya temperatur di Artik telah mencairkan sekitar 20 per­sen permukaan es di kawasan ini selama tiga dekade terakhir. Hi­langnya lapisan es membuat per­mukaan laut di Samudra Artik langsung terkena sinar matahari. Energi panas matahari, yang biasanya dipantulkan lagi ke luar angkasa oleh lapisan es berwarna putih, kini terserap permukaan laut, membuat laut di kawasan ku­tub itu memanas dan meng­ubah pola aliran udara di atmosfer.

 â€œKatakanlah lautan bersuhu nol derajat celcius. Suhu ini jauh lebih hangat daripada udara di kawasan kutub pada musim dingin. Se­hingga ada aliran panas dari bawah ke atmosfer yang tidak terjadi saat permukaan bumi ditutupi es. Ini adalah perubahan besar,” kata Stefan Rahmstorf, ilmuwan iklim di Potsdam Institute for Climate Impact Research, Jerman.

Aliran panas menciptakan te­kanan tinggi yang kuat terhadap lautan terbuka yang membawa udara dingin kutub dan ber­hem­bus ke Eropa. “Musim dingin yang parah baru-baru ini, seperti tahun lalu atau pada 2005-2006, tidak bertentangan dengan gam­baran pemanasan global, tapi malah melengkapinya. Anomali ini dapat melipat-tigakan ke­mungkinan musim dingin yang ekstrem di Eropa dan Asia Uta­ra,” ujar Vladimir Petoukhov yang juga merupakan ahli fisika di Potsdam Institute.

Mulai Bersahabat

Otoritas penerbangan sipil Perancis, DGAC, Rabu, menge­luarkan peringatan, salju akan turun lagi di kawasan Paris pada Rabu sore dan kemungkinan akan terjadi pembatalan penerbangan lagi untuk jadwal penerbangan setelah pukul 17.00. Peringatan tersebut keluar saat cuaca mulai bersahabat, dan kondisi pener­bangan di Eropa baru mulai pulih, setelah terpuruk sepekan ini.

Bandara Frankfurt di Jerman baru membatalkan 70 dari total 1.300 penerbangan yang dijad­walkan Rabu. Jumlah ini me­nurun signifikan dibanding Se­lasa, saat 550 penerbangan diba­talkan. Dua landasan pacu di Bandara Heat­hrow, London, Inggris, juga sudah dibuka sejak Selasa malam dan kini bandara tersibuk di Inggris tersebut sudah beroperasi 70 persen men­dekati normal. “Kami lega karena akan bisa menying­kirkan semua salju hari ini,” tutur juru bicara Ban­dara Heathrow.

Di Australia, yang mestinya se­dang mengalami musim panas, justru diguyur dan ditimbuni salju. Salju pada Desember di Australia adalah peristiwa alam yang tak lazim, karena saat ini matahari sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Benua Aus­tralia seharusnya masih meng­alami musim panas, sebagaimana sebagian kawasan Indonesia.

Di Krasnoyarsk, Siberia, Ru­sia, suhu anjlok hingga 50 derajat celsius di bawah titik beku, menyebabkan sebuah bus meng­alami kegagalan teknis dan ber­tabrakan, menewaskan delapan penumpangnya.

Cuaca dingin juga membuat harga minyak mentah dunia terus naik. Di pasar Asia, Rabu, harga minyak mentah Brent untuk pesanan bulan Februari naik 29 sen menjadi 93,49 dollar AS per barel, atau tertinggi dalam dua tahun terakhir. Harga diper­kirakan masih akan terus naik se­iring cuaca dingin ekstrem yang diramalkan masih akan terjadi sampai akhir tahun.

Cuaca ekstrem juga terjadi di AS. Hujan deras, banjir, dan tanah longsor melanda negara bagian California. Curah hujan yang turun di pusat kota Los Angeles (LA) sepekan terakhir sudah mencapai sepertiga dari curah hujan tahunan di kota tersebut.

Pihak berwajib telah meng­evakuasi 232 keluarga di ka­wasan La Canada Flintridge dan La Crescenta di pinggiran LA, yang terletak di dekat perbukitan yang sudah jenuh oleh air hujan dan dikhawatirkan longsor. Eva­kuasi juga dilakukan di San Diego. [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA