Pencapaian ini menandai pertumbuhan pesat sebesar 35 persen dibandingkan tahun lalu yang berada di angka 14,87 juta.
Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat, menegaskan bahwa fenomena ini adalah sinyal positif bagi ekonomi nasional.
“Jumlah SID meningkat 35 persen dari tahun 2024 menjadi 20,12 juta per 19 Desember 2025,” ujarnya, dalam keterangan yang dikutip Jumat 26 Desember 2025.
Menurut Samsul, pencapaian ini mencerminkan semakin kuatnya partisipasi masyarakat dalam berbagai instrumen pasar modal, mulai dari saham, reksa dana, hingga Surat Berharga Negara (SBN).
Secara detail, reksa dana masih menjadi primadona dengan 18,99 juta peminat, disusul investor saham yang mencapai 8,50 juta SID.
Kepercayaan masyarakat ini berbanding lurus dengan nilai aset yang tercatat di KSEI yang melonjak 25 persen menjadi Rp10.259 triliun.
Direktur KSEI, Eqy Essiqy, menambahkan, “Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan IHSG dan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.”
Menghadapi pertumbuhan yang masif ini, KSEI mulai memperkuat fondasi digitalnya untuk tahun 2026. Direktur Dharma Setyadi menyatakan bahwa penguatan infrastruktur kini berfokus pada keamanan data. “KSEI memfokuskan penguatan infrastruktur dan sistem utama dengan menempatkan ketahanan siber sebagai prioritas,” tuturnya.
Di kancah global, KSEI juga terus memperluas jaringan kerja sama internasional untuk memperkuat kredibilitas. Direktur Imelda Sebayang menegaskan, “Kerja sama internasional menjadi langkah strategis KSEI untuk menjadi kustodian sentral yang kredibel dan berdaya saing internasional.” Dengan partisipasi domestik yang kuat dan pengakuan global, pasar modal Indonesia kini siap melangkah ke level berikutnya.
BERITA TERKAIT: