Antrean panjang kargo ini menunjukkan betapa bergantungnya Afghanistan pada jalur Pakistan untuk mengekspor buah segar, sayuran, dan buah kering. Jika rute dipaksa memutar lewat Iran atau Asia Tengah, waktu tempuh jadi lebih lama, ongkos transportasi naik, dan risiko pembusukan melonjak.
Pakistan sendiri sedang membuka jalur transit untuk negara lain, termasuk Uzbekistan, dan tengah menyelesaikan prosedur agar kontainer bisa dialihkan lewat China.
Dikutip dari Fresh Plaza, Senin 17 November 2025, masalah muncul pada 8 November ketika seorang importir mencoba memasukkan 23 ton buah segar dari Afghanistan melalui pos perbatasan Taftan. Bea cukai menolak karena program “Panen Awal” yang diklaim importir hanya berlaku bila perdagangan Pakistan-Afghanistan berjalan normal, sementara perbatasan kedua negara masih ditutup. Pejabat juga khawatir label “asal Afghanistan” bisa dipakai untuk menyelundupkan produk Iran seperti anggur dan apel.
Secara ekonomi, Pakistan masih menjadi jalur paling dekat dan murah untuk barang mudah rusak Afghanistan. Sebagai gambaran, jarak Kandahar-Chaman hanya sekitar 150-300 km, jauh lebih pendek dibanding rute alternatif via Iran yang mencapai lebih dari 1.200 km. Lewat pelabuhan Chabahar atau Asia Tengah, biaya bisa naik 30-50 persen.
Saat ini lebih dari 5.500 kontainer tertahan, termasuk 729 di Chaman, 142 di Torkham, dan ribuan lainnya di pelabuhan. Meski begitu, dampaknya ke harga pangan Pakistan sangat kecil; inflasi mingguan bahkan turun 0,6 persen pada awal November.
BERITA TERKAIT: