Berdasarkan hasil riset “Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Embung Kemiri di Desa Pagar Dewa” yang dilakukan pada April 2025, pengelolaan wisata oleh kelompok Tani Siaga mencatat rata-rata pendapatan Rp26,1 juta per bulan sepanjang 2024. Pendapatan itu berasal dari tiket wisata, usaha kuliner dan UMKM warga, serta penyewaan fasilitas di kawasan danau.
Awalnya, Danau Kemiri dibangun bukan untuk wisata, melainkan sebagai embung air untuk mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Namun, seiring waktu, kawasan sekitar danau mulai dimanfaatkan sebagai ruang kegiatan masyarakat. Dukungan Pemerintah Desa dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kemudian mendorong masyarakat mengembangkan danau menjadi destinasi wisata berbasis pemberdayaan lokal.
Sejak dibuka untuk umum pada 2024, Danau Kemiri menarik minat ribuan pengunjung. Tercatat sekitar 6.000 wisatawan datang ke lokasi tersebut sepanjang tahun, menjadikannya salah satu destinasi baru yang tumbuh pesat di Muara Enim. Kunjungan wisatawan tidak hanya menggerakkan sektor jasa dan perdagangan, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
Dari geliat wisata ini lahir Rumpun Kemiri (Ruang Usaha, Minat, dan Pelatihan Danau Kemiri), yaitu wadah bagi pelatihan, kegiatan ekonomi kreatif, serta pelestarian seni dan budaya lokal. Melalui wadah ini, masyarakat dapat mengembangkan produk kuliner, kerajinan tangan, hingga kegiatan pertunjukan budaya yang menarik minat wisatawan.
Kini, Danau Kemiri bukan hanya pusat rekreasi, tetapi juga motor penggerak ekonomi desa. Kolaborasi antara masyarakat, Pemerintah Desa Pagar Dewa, dan PGN telah mengubah kawasan yang dulunya hanya berfungsi sebagai embung air menjadi destinasi wisata yang memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya secara berkelanjutan. Bahkan, wisata Danau Kemiri meraih juara 1 dalam Kompetisi Desa dengan Potensi Pariwisata (KOMDESPAR 2025) yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Muara Enim.
Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, menyebut Danau Kemiri sebagai contoh keberhasilan kolaborasi antara masyarakat dan dunia usaha. “Ketika masyarakat diberi ruang dan kepercayaan untuk mengelola potensi desanya, mereka mampu menciptakan perubahan nyata bagi kesejahteraan lokal,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Sabtu 25 Oktober 2025.
Dengan potensi ekonomi dan partisipasi warga yang terus tumbuh, Danau Kemiri kini menjadi bukti bahwa pariwisata berbasis masyarakat dapat menjadi kunci pembangunan desa yang mandiri dan berkelanjutan.
BERITA TERKAIT: