Diakuinya bahwa koperasi masih akan tetap menjadi soko guru ekonomi nasional. Dengan program yang dibangun dengan sistem bottom-up diharapkan tidak akan mengulang kegagalan membangun koperasi di masa lalu seperti Kredit Usaha Tani (KUT).
“Kita harap Kopdes ini tidak gagal seperti KUT. Koperasi diharapkan bisa tumbuh dari tingkat desa, kelurahan, hingga memberi multiplier effect besar sekali,” tegasnya Rapat Koordinasi (Rakor) Regional di Banten yang dihadiri Kepala Dinas Kabupaten/ Kota dari 10 provinsi, Jumaat, 26 September 2025.
Adapun kesepuluh Provinsi tersebut yaitu Aceh, Bengkulu, Jambi, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Gorontalo, Papua Pegunungan, Papua Selatan. Dalam Rakor Regional ini dilaksanakan dialog interaktif untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi Kopdes/Kel Merah Putih di masing-masing wilayah.
Saat ini di Provinsi Banten seluruh desa dan kelurahan sudah terbentuk Kopdes/ Kel Merah Putih kecuali di wilayah Badui.
Namun untuk yang beroperasi baru sekitar 20 persen. Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemprov Banten menyiapkan penghargaan bagi Kopdes/ Kel Merah Putih yang terbaik dalam menjalankan operasional dan bisnisnya.
“Kami akan memberikan reward pada koperasi yang terbaik dalam pengelolaannya. Saya ingin koperasi tumbuh menjadi percontohan di Indonesia,” tutup Dimyati.
BERITA TERKAIT: