Ia menargetkan pertumbuhan bisa mencapai 6 hingga 6,5 persen pada 2026 sampai 2027.
Menurut Purbaya, selama ini mesin ekonomi nasional tidak berjalan selaras. Pemerintah dan sektor swasta masih sibuk dengan jalannya masing-masing.
“Satu jalan sana swasta, di sini satu jalan hanya pemerintah. Gimana kalau dua-duanya dijalankan? Jadi 6 persen sampai 6,5 persen nggak susah-susah amat dalam waktu setahun, dua tahun,” kata Purbaya dalam acara GREAT Lecture Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan yang Inklusif Menuju 8 Persen di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis, 11 September 2025.
Ia yakin arah ekonomi ke depan lebih cerah. Purbaya menepis kekhawatiran krisis besar seperti 1998 akan kembali menghantam Indonesia.
“Kita sudah mengalami beberapa krisis, sudah teruji, dan pengetahuan ini kita pakai di 2008, 2015, 2020, 2021 kemarin. Sudah teruji. Jadi, kita bisa berharap ekonomi kita ke depan akan lebih cerah lagi,” jelasnya.
Lebih jauh, Purbaya juga menyinggung target ambisius Presiden Prabowo Subianto yang ingin mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen. Ia menilai target tersebut realistis selama ada kerja keras dan sinergi kuat antara pemerintah dan swasta.
“Pak Prabowo bilang kita akan menciptakan pertumbuhan ekonomi 8 persen. Saya senang juga, bagus nih, kita kejar. Nggak gampang, tapi mungkin,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: