Dirut BRI Ungkap Strategi Tingkatkan Dana Murah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Rabu, 03 September 2025, 12:41 WIB
Dirut BRI Ungkap Strategi Tingkatkan Dana Murah
Direktur Utama BRI Hery Gunardi. (Foto: Dok BRI)
rmol news logo PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memperkuat fundamental bisnis dengan menekankan strategi pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. 

Fokus pada penguatan dana murah (Current Account Savings Account/CASA) menjadi kunci dalam menciptakan ruang pertumbuhan yang lebih sehat bagi profitabilitas perusahaan secara jangka panjang.

Dalam paparannya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Direktur Utama BRI Hery Gunardi menjelaskan bahwa perseroan secara terukur mendorong peningkatan dana giro dan tabungan untuk menjaga efisiensi biaya dana.

Strategi tersebut pun tercermin dari makin meningkatnya komposisi dana murah (CASA). Hingga akhir Juni 2025, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tumbuh 6,7 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.482,12 triliun. 

Dari jumlah tersebut, porsi CASA mencapai 65,5 persen atau tumbuh double digit sebesar 10,6 persen yoy.

“Komposisi ini menunjukkan strategi BRI yang konsisten dalam mendorong penghimpunan dana murah melalui optimalisasi alat transaksi atau transaction banking. Dengan CASA yang semakin dominan, biaya dana atau Cost of Fund (CoF) BRI dapat ditekan sehingga mendukung profitabilitas jangka panjang yang lebih baik,” ucap Hery dalam keterangan resmi, Rabu, 3 September 2025.

Ia menambahkan, akselerasi pertumbuhan dana murah tersebut turut didukung oleh optimalisasi kanal digital yang mencatat kinerja impresif. Per Triwulan II 2025, BRImo sebagai super app andalan BRI mencatatkan pertumbuhan signifikan dari sisi jumlah pengguna maupun volume transaksi. 

Jumlah pengguna BRImo meningkat 21,2 persen yoy menjadi 42,7 juta user, sementara volume transaksinya naik 25,5 persen yoy menjadi Rp3.231,7 triliun.

Dari sisi merchant, transaksi bisnis melalui BRI juga tumbuh pesat. Volume penjualan merchant naik 27,2 persen yoy menjadi Rp105,5 triliun, dengan jumlah transaksi meningkat 50,2 persen menjadi 308 juta transaksi. 

Kinerja serupa juga terlihat dari layanan QRIS BRI yang tumbuh eksponensial. Volume transaksi meningkat 142,9 persen yoy menjadi Rp37,2 triliun, dengan jumlah transaksi naik 162,5 persen menjadi 313,7 juta transaksi.

“Capaian ini menegaskan bahwa transformasi digital BRI tidak hanya memperkuat basis dana murah, tetapi juga memperluas ekosistem pembayaran digital yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” jelasnya.

Hery menuturkan, strategi BRI dalam menekan biaya dana juga mendapat dukungan dari kondisi makro. Sejak Januari 2025, Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 100 basis poin, sehingga suku bunga acuan berada di level 5 persen pada Agustus 2025. Penurunan itu diikuti oleh turunnya suku bunga antarbank menjadi 4,68 persen per 20 Agustus 2025.

“Penurunan suku bunga juga turut menekan biaya dana perbankan, mendukung efisiensi dan membuka ruang untuk ekspansi kredit,” pungkas Hery. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA