Sektor Industri Indonesia Babak Belur 20 Tahun Terakhir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 27 Agustus 2025, 20:09 WIB
Sektor Industri Indonesia Babak Belur 20 Tahun Terakhir
Tenaga ahli PCO bidang ekonomi Fithra Faisal di Rumah Besar Gatot Kaca, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 27 Agustus 2025. (Foto: RMOL/Raiza Andini)
rmol news logo Kontribusi industri terhadap seluruh variabel ekonomi di Indonesia hanya menyumbang 19 persen. Pasalnya, banyak industri termasuk sektor manufaktur kini sedang babak belur.

Hal itu disampaikan ekonom Fithra Faisal dalam acara diskusi publik Berani Bicara #4 bertemakan ‘Akankah Realisasi Investasi 2025 Capai Target?’ di Rumah Besar Gatot Kaca, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 27 Agustus 2025.

“Selama 20 tahun terakhir, kita mengalami apa yang disebut sebagai deindustrialisasi, ini menjadi masalah. Karena ketika industrinya itu berkurang kontribusinya terhadap ekonomi yang terjadi adalah lapangan kerja menyusut,” kata Fithra.

Jubir istana bidang ekonomi ini menyebut masyarakat yang bekerja di sektor informal lebih banyak dibandingkan sektor formal.

“Kalau kita lihat perbandingan antara sektor formal dengan informal, sektor informal jauh lebih besar 60 persen. (Sementara) sektor formal sebatas 40 persen,” ungkapnya.

Ia mengatakan Indonesia memiliki rencana untuk membangkitkan kembali sektor industri manufaktur agar bisa membuka lapangan pekerjaan yang banyak.

“Roadmap ke depan adalah bagaimana kita bisa membangkitkan industri, sehingga bisa membesarkan porsi dari formal sectors dan pada akhirnya masyarakat kembali berdaya,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA