Hal ini diungkapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso atau yang akrab disapa Busan, setelah sempat mengalami penurunan ekspor pada April 2025.
Surplus perdagangan terjadi ketika nilai ekspor suatu negara lebih besar dari nilai impornya
Meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) belum merilis data resminya, Busan memperkirakan surplus Mei akan sangat positif, bahkan mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir.
BPS akan merilis data resmi surplus perdagangan Mei pada awal Juli mendatang.
"Kemarin Menteri Keuangan juga menyampaikan bulan Mei ini naik. Bulan Mei ini surplus terbesar dalam dua tahun terakhir," terang Busan di Jakarta, dikutip Sabtu 28 Juni 2025.
Budi menjelaskan bahwa pada April terjadi penurunan ekspor karena libur panjang dan isu tarif resiprokal dari Amerika Serikat.
Kedua kejadian tersebut, kata Budi, menyebabkan tertundanya ekspor ke luar negeri.
Penundaan ekspor tersebut dilatarbelakangi oleh negara-negara yang mengimpor produk Indonesia menunggu kepastian ihwal tarif Amerika Serikat.
Ekspor yang tertunda, lantas dilaksanakan pada Mei 2025.
Sebelumnya BPS mengumumkan nilai surplus neraca perdagangan Indonesia pada April sebesar 158,8 juta Dolar AS. Angka tersebut jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 yang mencapai 4,3 miliar Dolar AS.
"Kalau Januari-April kan kita naik 6,65 persen. Yang Mei, kalau tidak salah awal Juli nanti dari BPS akan menampilkan," kata Budi.
BERITA TERKAIT: