Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa:

Visi Pembangunan Riau Berbasis Ekonomi Maritim Belum Tergarap

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Senin, 02 Juni 2025, 13:39 WIB
Visi Pembangunan Riau Berbasis Ekonomi Maritim Belum Tergarap
Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa/Ist
rmol news logo Pengembangan ekonomi berbasis maritim di Provinsi Riau kembali menjadi sorotan setelah berbagai pihak mengusulkan pentingnya menghidupkan kejayaan sektor maritim. 

Gagasan itu pernah diusung Gubernur Riau periode 1998–2003, Brigjen TNI (Purn) H. Saleh Djasit bertajuk Visi Riau 2020. 

Menurut pengamat maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC), DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, Riau memiliki potensi luar biasa yang selama ini belum dioptimalkan secara sistemik dan berkelanjutan.

“Pengembangan kekuatan ekonomi Riau dari sisi maritim merupakan peluang strategis yang belum sepenuhnya dioptimalkan. Sebagai salah satu provinsi dengan garis pantai yang panjang di Indonesia, kedekatan geografis dengan Selat Malaka, serta keberadaan wilayah pesisir yang luas, Riau memiliki modal dasar untuk menjadikan laut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi,” ujar Capt Hakeng dalam keterangannya, Senin, 2 Juni 2025.

Ia menambahkan bahwa sektor-sektor seperti perikanan, pariwisata bahari, perkapalan dan transportasi laut menawarkan ruang ekspansi ekonomi yang berkelanjutan. 

Dalam konteks ini, visi Saleh Djasit tentang pembangunan Riau berbasis maritim bukan hanya progresif, tetapi juga visioner. Dituturkan pula olehnya bahwa Visi Riau 2020 yang dicetuskan olehnya menempatkan Laut Selat Lalang sebagai pusat konektivitas dan distribusi regional melalui konsep Integrated Maritime Economy. 

“Gagasan tersebut mengintegrasikan pelabuhan, kawasan industri, dan jalur distribusi dalam satu sistem logistik laut yang terpadu. Wilayah-wilayah pesisir seperti Dumai, Bengkalis, Siak, Pelalawan, dan Indragiri Hulu dirancang sebagai simpul-simpul ekonomi yang saling terhubung,” bebernya.

Saleh Djasit menggandeng konsultan asing dan perusahaan besar seperti Caltex Pacific Indonesia (CPI) untuk merancang perencanaan yang berbasis data dan sains. 

“Lebih dari satu juta dolar AS diinvestasikan untuk studi kelayakan. Ini menunjukkan bahwa beliau sangat serius dalam membangun fondasi ekonomi maritim yang kokoh,” pungkas Capt Hakeng. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA