Selain itu, pasar juga mencermati kemungkinan sanksi baru dari AS yang bisa membatasi ekspor minyak Rusia, serta rencana OPEC+ (negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya) yang mungkin akan menaikkan produksi mulai Juli.
Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent turun 75 sen atau 1,2 persen menjadi 64,15 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate turun 90 sen atau 1,5 persen menjadi 60,94 Dolar AS per barel.
Harga minyak sempat naik setelah pengadilan AS memutuskan bahwa Trump bertindak di luar wewenangnya saat menerapkan tarif impor secara luas. Namun, harga kembali turun setelah para pejabat pemerintahan Trump mengatakan bahwa keputusan pengadilan tersebut tidak akan banyak berpengaruh dan mereka masih memiliki jalur hukum lain.
"Reaksi pasar awal terhadap tarif timbal balik Trump dari pengadilan perdagangan AS menghilang secara signifikan seiring berjalannya sesi," kata Jim Ritterbusch dari konsultan energi AS Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
"Salah satu interpretasi dari tanggapan ini bisa jadi adalah bahwa tidak banyak yang berubah dan ketidakpastian seputar tarif Trump sejak hari pertama akan terus berlanjut karena tarif tersebut masih dalam proses peradilan dan beberapa tarif sektoral seperti otomotif dan suku cadang otomotif tetap berlaku," ujarnya.
Beberapa tarif sektor tertentu, seperti untuk mobil dan suku cadangnya, tetap berlaku.
Harga minyak juga ditekan oleh pernyataan Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA), Fatih Birol. Ia mengatakan permintaan minyak di China sedang lemah, dan situasi di Rusia dan Iran masih menjadi "tanda tanya" yang bisa memengaruhi harga.
Di sisi lain, Amerika Serikat dan Iran sedang melakukan pembicaraan untuk mengendalikan program nuklir Iran. Hal ini menimbulkan spekulasi di pasar: apakah situasi akan mengarah ke konflik atau justru tercapai kesepakatan damai.
"Pasar saat ini bergerak dipengaruhi oleh faktor teknis dan emosional," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Sementara itu, OPEC+ berencana menggelar pertemuan pada hari Sabtu. Mereka kemungkinan akan menyepakati peningkatan produksi minyak pada bulan Juli.
BERITA TERKAIT: