BI pada hari ini, Rabu 23 April 2025, akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), termasuk keputusan terkait suku bunga acuan BI Rate pada pukul 14.00 WIB.
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan, BI memang sebaiknya mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) 5,75 persen pada April 2025.
Saat ini, situasi dan kondisi ekonomi dan geopolitik global sedang tidak baik-baik saja.
"Meskipun tingkat inflasi masih terjaga, perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan terkait nilai tukar Rupiah," katanya di Jakarta, Rabu 23 April 2025.
Tekanan terhadap Rupiah juga diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang seiring berlanjutnya ketidakpastian global yang dipicu tensi perang dagang.
Riefky menuturkan bahwa agresifnya eskalasi tit-for-tat, atau strategi saling membalas, antara Amerika Serikat dan China dalam penentuan tarif impor antara kedua negara, semakin memperburuk ketidakpastian global.
Akibat perekonomian global yang tidak stabil tersebut, dalam 30 hari terakhir akumulasi arus modal keluar dari Indonesia mencapai 1,99 miliar Dolar AS atau sekitar Rp33,55 triliun dengan asumsi kurs 1 Dolar = Rp16.861 pada Rabu pagi, dan nilai tukar Rupiah terdepresiasi hingga 2,59 persen.
Inflasi juga diprediksi akan meningkat secara perlahan seiring dengan berakhirnya diskon tarif angkutan udara untuk periode libur Idul Fitri. Peningkatan permintaan agregat dan mobilitas masyarakat menyusul berbagai hari raya keagamaan dan periode cuti bersama di bulan-bulan mendatang turut berpotensi memberikan tekanan inflasi.
Mempertimbangkan berbagai hal tersebut, Riefky menyatakan bahwa BI kemungkinan tidak memiliki ruang untuk melakukan kebijakan pemangkasan suku bunga, yang berisiko memberikan tekanan tambahan terhadap Rupiah.
BERITA TERKAIT: