Presiden AS Donald Trump awalnya memberlakukan tarif timbal balik yang tinggi terhadap mitra dagangnya, tetapi secara tiba-tiba menangguhkannya selama 90 hari kecuali untuk China. Trump malah menaikkan tarif untuk China menjadi 145 persen.
Dikutip dari
Reuters, indeks STOXX 600 turun tipis 0,1 persen, setelah China melakukan pembalasan dengan menaikkan tarif terhadap barang-barang asal Amerika menjadi 125 persen dari sebelumnya 84 persen.
Indeks DAX Jerman yang sangat bergantung pada perdagangan, merosot 1 persen, sementara indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,6 persen.
Analis mengatakan, kebijakan Trump serta perubahannya yang tiba-tiba membuat pasar limbung.
"Pasar saat ini benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, itulah mengapa mereka bermain hati-hati, baik di Eropa maupun AS," ujar Steve Sosnick, Kepala Strategi di Interactive Brokers.
Meski terjadi gejolak global, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan bahwa pasar keuangan zona Euro tetap berfungsi dengan baik. ECB juga terus mencermati dampak dari pelemahan nilai tukar Dolar AS.
Sektor properti yang sensitif terhadap suku bunga mencatat kenaikan 2,1 persen, sementara sektor barang dan jasa industri menjadi yang paling merosot dengan penurunan 1,3 persen.
BERITA TERKAIT: